Dan Mereka pun Jadi Korban

Tidak sedikit putra/i Batak yang menjadi ORANG di negeri ini. Tak usah kusebutkan siapa-siapa saja mereka,tapi mereka SANGAT berpengaruh di negeri ini! Pendapat mereka di dengar orang nomor satu di negeri ini, bahkan tidak sedikit yang mendunia.

**

Tapi,lihat apa yang terjadi tanah kelahirannya? Lihat apa yang terjadi di alamnya? Apa lagi yang menjadi kebanggaannya? Kenapa Tuhan mendengarkan doa-doa orang tua Batak ketika meminta supaya anak-anak yang dia berangkatkan ke perantauan,meninggalkan tanah kelahiran menjadi penakluk negeri ini, menjadi orang berpengaruh di negeri ini. Kalau pada akhirnya nurani pun sudah mati! Kalau pada akhirnya menjadi kapitalis ulung! Kehancuran yang terjadi di tanah kelahirannya tidak diperdulikan lagi.

**

Tapi,apa realita hari ini? Inilah realita nya! Bahwa pada hari Kamis, 29 April 2010 sekitar pukul 20.00 WIB duka mendalam terjadi di pemukiman saudara-saudara kita di Samosir, tepatnya di Rassang Bosi, Sabulan, Kecamatan Sitiotio. Untuk PERTAMA KALINYA sejak bangso Batak bermukin di tepian Danau Toba, terjadi BANJIR BANDANG. Musibah macam apa ini? Pernah kah terbayangkan musibah seperti ini bisa terjadi disana? Sejauh ini, satu korban dipastikan meninggal. Dan yang lebih membuat miris, korban meninggal itu adalah seorang pelajar kelas 3 SMP, yaitu Marsaulina br Situmorang, entah seperti apa jeritan pilu orang tuanya menangisi dia ini,generasi muda bangsa ini! Dan mirisnya lagi, sampai sekarang masih ada yang tertimbun 5 orang!

**

Adakah diantara korban yang tertimbun itu seorang bapak? Yang menjadi tulang punggung keluarga, yang menjadi baringin panghusandean ni keluarga? Pelindung keluarga? Na pauloshon ulos helana di tikki muli boruna? Adakah diantara yang tertimbun itu, seorang ibu dengan anak yang masih kecil? Yang selalu menanamkan nilai-nilai luhur kepada anak-anaknya. Yang menjadi peneduh di tengah keluarganya? Adakah diantara yang tertimbun itu seorang anak yang kelak tumbuh menjadi pembela kaum minoritas? Yang kelak akan mengharumkan tanah leluhurnya? Yang berbeda dari Batak-batak yang ada sekarang? Adakah diantara yang tertimbun itu seorang anak lelaki yang tidak punya bapak lagi. Yang menjadi sandaran saudara-saudara perempuan dan ibunya? Yang menjadi harapan penerus keluarga. Adakah diantara yang tertimbun itu seorang anak yang masih sangat kecil, yang sudah lama ditunggu-tunggu kelahirannya? Adakah diantara yang tertimbun itu seorang nenek atau kakek yang tinggal menunggu panggilan dari Sang Pencipta? Yang hanya tinggal berdua saja menikmati hari tua nya? Adakah diantara mereka seorang remaja yang baru merasakan gejala-gejala pubertas yang baru memerah pipinya ketika dipanggil namanya oleh lawan jenisnya? Adakah diantara mereka pasangan pengantin baru yang baru akan mereguk fase baru dalam hidupnya?

**

Siapapun mereka yang sekarang sedang berada di bawah reruntuhan batu,longsor,kayu dan puing rumah, kuyakin Tuhan bersama mereka! Juga bersama keluarga yang ditinggalkan, juga bersama saudara-saudara yang menjadi korban bencana itu. Dan siapapun mereka yang menjadi korban sekarang ini, semua harapan, semua impian, semua perjalanan mereka harus berakhir di tengah bencana buatan manusia 😦 Menjadi korban dari kerakusan perut kapitalis busuk. Menjadi korban ketidak perdulian pemerintah akan nasib rakyatnya. Ketidakperdulian putera daerah akan tanah leluhurnya.Keengganan untuk bergeser dari zona nyaman.

**

Selamat jalan Marsaulina, damailah sekarang di surga. Sampaikan kepada pencipta-Mu bahwa tanah leluhurmu sedang digerogoti oleh kapitalis busuk, yang tak perduli akan akibat jangka panjangnya.

**

Dan kau Sabulan, kutau kisahmu dari si Paltibonar, kutau kisahmu dari tulang Suhunan, kutau perihmu,terpencil di tepian Danau Toba yang indah.Batu-batu besarmu memperlama orang menjangkaumu.Masyarakat mu yang masih saling mengenal, karena satu sama lain ada ikatan kerabat. Ketika kau begitu naif dan lugu dimasuki berpuluh partai di masa pilkada, yang membuat satu sama lain masyarakatmu enggan bertegur sapa.Tapi, kau tetap menjadi kebanggaan Ayu Situmorang. Kau menjadi tujuan wajibnya setiap libur Natal dan Tahun Baru tiba.Kau punya tempat tersendiri di hatinya,dan karena kecintaannya pula aku ingin mengunjungimu suatu saat. Tapi kini, entah seperti apa bentukmu. ** Satu hal yang masih kuyakini akan terjadi,bahwa dari kejadian ini,akan terjadi perubahan besar.Kuharapkan terjadi kesadaran.Kejadian ini akan menjadi pelajaran berharga untuk semua, khususnya untuk orang Batak.Semoga saja, nyawa yang sudah melayang membuat pemerintah semakin sadar,betapa pentingnya keseimbangan alam, betapa tidak melulu masyarakat sejahtera dengan uang! Jangan ada lagi nyawa yang harus melayang, jangan ada lagi ibu yang kehilangan anak karena bencana seperti ini. Saat ini satu nyawa, kalau tidak diantisipasi,bukan tidak mungkin kejadian ini akan merambat kemana-mana,dan banyak nyawa yang akan melayang lagi.

**

Jakarta 4Mei2010 Turut berduka cita untuk saudara-saudara di Rassang Bosi, Sabulan,Samosir. Maafkan aku saudara ku,hanya berdoa, menyisihkan sedikit dari dompetku seraya berdoa pada Debata Mulajadi Nabolon, itulah yang bisa aku perbuat untukmu.

Tinggalkan komentar